DARMAKRADENAN – Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Dapil Jawa Tengah, Casytha Arriwi Kathmandu menyerahkan bantuan kursi roda melalui Asisten Mentor Partai PDI Perjuangan Banyumas kepada Dika Prasetya (12) warga RT 003 RW 010 Desa Darmakradenan, Ajibarang, Banyumas, Senin (28/03/22).
Kegiatan ini bersinergi dengan Pemerintahan Desa Darmakradenan dan juga warga pekerja sosial melaksanakan kegiatan menyerahkan bantuan yang disesuaikan dengan kondisi umur penyandang disabilitas.
Asisten Mentor, Nanang mengatakan kegiatan kali ini masih menyasar usia produktif penyandang disabilitas, dan untuk penyandang disabilitas bagi lansia belum bisa diberikan, pihaknya masih menunggu program selanjutnya.
“Sementara yang bisa disalurkan bantuan diprioritaskan bagi usia produktif, kami berharap bantuan kursi roda tersebut agar bermanfaat meringankan beban penderita disabilitas. Sehingga menambah semangat untuk beraktivitas di rumahnya,” kata Nanang didampingi pekerja sosial komunitas juang Banyumas asal Darmakradenan Zulfa Muzaki.
“Saya harapkan dengan adanya kursi roda ini mobilitas Dika lebih mudah, misalnya apabila ingin berobat tidak perlu lagi digotong oleh banyak orang atau mungkin bisa digunakan untuk berjemur di pagi hari,” tambahnya.
Pekerja sosial lain Kristianto mengatakan pengajuan untuk penyandang disabilitas bagi usia produktif dan lansia di Darmakradenan sejumlah 4 orang. “Kami berupaya untuk pengajuan korsi roda sebanyak 4 unit, namun baru 1 yang menerima, Insya Alloh kami akan berupaya agar penyandang disabilitas yang lainnya bisa mendapatkan,” tuturnya saat dihubungi melalui media elektronik.
Dika Prasetya anak dari pasangan Suhid dan Sumirah terlihat sangat antusias saat mencoba duduk di kursi roda. Hal ini terlihat ketika ibunya meminta untuk turun dari kursi roda, Dika menolak dan ingin duduk lebih lama dikursi roda, raut mukanya juga terlihat gembira.
Di akhir kunjungan, keluarga melalui Kepala Dusun III Suyanto mengucapkan terimakasih atas bantuan yang diberikan, dan juga atas respon cepat permohonan bantuan dari para pekerja sosial untuk para warganya.”mudah-mudahan bantuan ini bisa bermanfaat digunakan dengan baik dan yang belum menerima semoga cepat mendapatkan,”harapnya.
Darmakradenan– Sepanjang sejarah Desa Darmakradenan tampaknya baru kali ini pelantikan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) berlangsung berbeda. Pasalnya, pelantikan berlangsung secara online (daring) dan serentak bersama 15 Desa se Kecamatan Ajibarang.
“Alhamdulillah BPD sudah dilantik. Karena sedang wabah corona jadi pelantikan oleh Camat Ajibarang live melalui teleconfrence. Mungkin ini pertama kali baru pernah,” kata Kepala Desa Imam WS.
Melalui sambungan teleconference, Camat Ajibarang Eko Heru Surono, S.Sos. menyampaikan sejumlah amanat. Terkhusus soal wabah pandemi corona di Ajibarang. Salah satunya soal jumlah pemudik Ajibarang yang mencapai hampir 2.000.
“Pertama saya minta semua aparat untuk waspada karena sedang ada wabah corona. Kedua mohon kerjasama saling mengawasi terutama jumlah pemudik Ajibarang yang mencapai 1.800an dan terus bergerak menuju 2.000,” katanya.
Gugus tugas hingga RT/RW juga diminta bertindak maksimal. “Kita ini harus saling menjaga mengingatkan. Bukan saling curiga. Satgas dan gugus tugas harus dilengkapi sekomplit mungkin,” ujarnya lagi.
Tidak lupa Camat Ajibarang juga kembali menekankan soal ibadah yang dilakukan di rumah. Sekaligus menekankan kewajiban untuk mengenakan masker. Sebagaimana sudah di sampaikan Bupati Banyumas Ir H Achmad Husein. (Admin).
DARMAKRADENAN– Langkah strategis Pemdes Darmakradenan dalam mengantsipasi penyebaran virus Covid-19 terus berlanjut. Setelah melakukan penyemprotan disinfektan dan pemeriksaan jemput bola, Pemdes giliran update data pendatang yang masuk Darmakradenan.
“Sampai dengan Sabtu (28/3) pukul 13.00 terdata ada 106 orang pendatang/pemudik ke Darmakradenan. Data ini berdasarkan laporan online melalui website desa sejak 18 Maret lalu,” kata Kepala Desa, Imam WS.
Dari data tersebut, diketahui 98% diantaranya menyatakan kondisinya sehat. Sedangkan 3,9% diantaranya sakit. Adapun wilayah asal kedatangan, mayoritas Jabotabek, Sumedang, Depok, Banten dan daerah lainnya.
“Untuk yang terdata menyatakan sakit, sudah dikonfirmasi melalui tenaga medis desa dan puskesmas Ajibarang. Dan secara umum sudah kita minta untuk bisa bersabar mengisolasi diri di rumah selama 14 hari,” kata Imam menambahkan.
Selebihnya, kepala desa dengan sejumlah perangkat meminta kerjasama baik masyarakat maupun perantau yang baru mudik. Yakni saling menjaga dan saling mengingatkan. Jangan sungkan lapor dan memberitahu desa, syukur langsung periksa ke Puskesmas kemudian berdiam diri di rumah.
“Secara prinsip, Pemdes tidak pernah melarang orang mudik. Kami hanya minta kerjasamanya. Terutama jika yang datang dari daerah terdampak untuk mengikuti anjuran pemerintah. Sedangkan yang sedang sakit, secepatnya periksa dan jangan kemana-mana dulu,” pintanya.
Sekretaris Desa, Ahmad Miftah, secara umum juga mengapresiasi masyarakat yang sudah berpartisipasi aktif dalam pencegahan Covid-19. Menurutnya, perangkat desa dengan segala keterbatasan sangat membutuhkan dukungan dan kerjasama serta swadaya dari masyarakat.
Sekretaris Desa, Ahmad Miftah, secara umum juga mengapresiasi masyarakat yang sudah berpartisipasi aktif dalam pencegahan Covid-19. Menurutnya, perangkat desa dengan segala keterbatasan sangat membutuhkan dukungan dan kerjasama serta swadaya dari masyarakat.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Keterlibatan masyarakat sangat kami butuhkan. Kooperatif, saling mendukung dan saling menguatkan. Kita berharap Covid -19 ini tidak sampai ke Darmakradenan,” katanya. (admin)
DARMAKRADENAN- Pemerintah Desa Darmakradenan bergerak cepat antisipasi merebaknya virus corona (Covid -19). Hal ini sekaligus merespon himbauan Bupati Banyumas, Ir Achmad Husein yang diteruskan Camat Ajibarang, Eko Heru Surono.
“Pemdes Darmakradenan memanfaatkan teknologi, melalui website desa. Warga Darma bisa langsung lapor online, tinggal klik link ‘Lapor’ di website desa,” kata Kepala Desa, Imam WS.
Lebih detil, Warga bisa membuka website darmakradenan.desa.id. Selanjutnya, klik menu ‘layanan’, dilanjutkan klik sub menu ‘Lapor’. Maka akan muncul form isian untuk aktif melaporkan sesama warga Darmakradenan.
“Lapor ini secara umum untuk mendata, siapa saja warga yang datang dari wilayah terpapar corona. Ada nama, asal daerah, terus tinggal sekarang di darma, sama status sehat/tidak,” kata Imam menambahkan.
Sekretaris Desa, Ahmad Miftah mengatakan, langkah ini untuk mendorang peran aktif masyarakat. Dalam kondisi darurat seperti ini, butuh solusi dan langkah cepat, tanpa harus bertemu. Sebagaimana standar kesehatan WHO, supaya meminimalisir pertemuan.
“Kuncinya memang menumbuhkan kesadaran dan peran aktif masyarakat. Bagaimana, masyarakat berfikir tidak hanya untuk dirinya, tapi juga untuk desa Darma,” kata Miftah.
Dia mengatakan, sampai Senin (23/3) pukul 10.48 sudah masuk data 37 orang. Dimana, dari data tersebut Pemdes Darmakradenan bisa tahu jumlah Orang Dalam Pantauan (ODP) dan tinggalnya dimana. Selanjutnya, rekap lapor warga juga sudah langsung di share link ke Forkompincam.
“Dalam bahasa lain, Forkompincam bisa live update report jumlah warga yang diduga ODP. Karena, terutama yang kita minta lapor adalah warga yang datang dari Jakarta dan wilayah terpapar corona,” tegas Miftah lagi. (admin)
DARMAKRADENAN – Warga sekitar Darmakradenan mempercayai Wilayah RW 07 Grumbul Darma Wetan kali itu merupakan kuburan para leluhur yaitu kuburan yang sekarang disebut makam Nyai Lumpang. Para leluhur itu meninggal saat jaman Majapahit dan sebelum nama Desa menjadi Darmakradenan. Karena itu, di sekeliling makam Nyai Lumpang banyak makam keramat. Makam ini sering menjadi tempat ziarah masyarakat, terutama pada bulan Syura.
Eyang Warsono Sudin, 57 tahun, seorang juru kunci makam Nyai Lumpang, menceritakan, di Wilayah RW 07 Grumbul Darma Wetan Kali, terdapat banyak makam keramat salah satu dari makam tersebut yaitu seorang Nyai istri dari Mbah Darmakusuma alias Darmajaya alias Darmasurya alias Darmasejati, Mbah Darmakusuma dipercaya sebagai orang sakti yang berasal dari Desa Dermaji. Dia menetap di Darmakradenan kemudian kembali ke Dermaji hingga ajalnya.
Namun, sebelum meninggalkan Darmakradenan, konon Mbah Darmakusuma pernah menetap di Paningkaban di sana dia dijuluki dengan sebutan Mbah Darmasurya yang saat ini banyak sekali warga disekitar Desa tersebut mata pencahariannya sebagai penambang emas dengan kata lain surya itu sinar jadi wilayahnya bersinar atau banyak emasnya, beber Sudin.
Dari beberapa yang diceritakan Eyang Sudin sampai saat ini belum tau nama asli Nyai Lumpang,”Nama itu hanya julukan saja, dari juru kunci sebelumnya saya tanya juga ora patia paham gweh (tidak tau).”katanya, Senin (4/1).
Warga sekitar dulunya sering mendengar suara seperti orang menumbuk padi, “Memang semenjak ada makam di situ, waktu kecil saya juga sering mendengar,saat malam Jum’at Kliwon terdengar seperti suara orang menumbuk padi sampai nyaring dan menggema, dan di situ lumpang (tempat menumbuk padi)nya juga masih ada.”tambah Eyang Sudin.
Eyang Sudin memang tidak ada garis keturunan dari Mbah Darmakusuma, namun dia kerap ke Darmaji untuk berziarah ke makamnya, dari sinilah Eyang Sudin mendapat amanat dari juru kunci makam Mbah Darmakusuma yang ada di Desa Darmaji untuk merawat makam Nyai Lumpang dan sekaligus menjadi juru kunci yang ke-15.
Tak jauh dari makam Nyai Lumpang, ada dua makam lagi yang masih alami. Warga percaya itu adalah pengikut Nyai, yaitu Mbah Hanggoro alias bambah Bathok dan Mbah Singomerjo alias eyang blender. Nama itu di ungkapkan Tohidin (50) saat beristirahat dan tertidur di sekitar makam,”Waktu tahun lalu saya selesai mencangkul dan beristirahat kemudian tertidur datang dua orang menemui saya, orangnya tinggi besar dan berjenggot dia mengaku nama Hanggoro dan Singomerjo, dia berdua juga berpesan untuk tidak merusak dan mengambil apa yang ada di daerah makam seperti tumbuh-tumbuhan, hewan dan lainnya apalagi sampai merusak tanah.”katanya.
“Kalau di Wilayah ini khususnya RW 07, Banyak makam keramat. Di sebelah selatan sungai juga ada makam Raden Ayu, Makanya jangan sombong dan ngomong sembarangan jika melewati makam ini, karena banyak penghuninya,” tambah Tohidin Warga setempat.
Dari makam seorang perempuan dan bentuk batu lumpang serta suara yang sering terdengar itulah warga sekitar menamai dengan sebutan Nyai Lumpang.