Pilih Laman
Warga Keluhkan Air Teh Susu di Sungai Tajum

Warga Keluhkan Air Teh Susu di Sungai Tajum

DARMAKRADENAN_ Sejak beberapa pekan belakangan ini, air Sungai Tajum yang masih digunakan masyarakat guna kebutuhan mandi cuci dan kakus, berwarna keruh dan tak layak digunakan.

Kuat dugaan, keruhnya air sungai ini dampak aktivitas penambang emas di hulu sungai baik di Grumbul  Larangan maupun Wilayah Gancang sendiri.

“Biasanya kalau banjir sudah surut dan ketinggian permukaan air sungai normal, warna air sungai Tajum pasti bersih dan tidak keruh, namun sekarang warnanya tak ubah seperti teh susu,”  kata Syarif Hidayat (46) ketua RT 03 RW 06 Grumbul Kesal, Senin (25/1).

Dikatakan, karena mereka penduduk asli yang turun- temurun berdomisili di pinggir Sungai Tajum tahu persis perubahan yang terjadi, karena mereka dan masyarakat sepanjang Daerah Aliran Sungai Tajum sampai saat ini masih menggunakan air sungai buat kebutuhan MCK. Dikisahkan, beberapa bulan lalu, air Sungai  Tajum saat normal sangat bening, bahkan permukaan sungai pun terlihat jelas.

Namun, sekarang warna air sungai keruh, seandainya ada sumber air alternatif, mungkin masyarakat tak akan menggunakan air sungai buat kebutuhan sehari-hari. “Mau tak mau, kami masih menggunakan air sungai untuk MCK, meski kami tak tau pasti apa yang menyebabkan keruhnya air sungai dan apa-apa saja kandungan berbahaya dalam air sungai yang kami gunakan ini,” ujarnya.

Keluhan serupa juga disampaikan warga lainnya, Sugeng (47) penghobi mancing ikan . Diungkapkan, sangat jauh perbedaan sungai jika dibandingkan beberapa bulan lalu, tak hanya perubahan warna air semakin keruh, tapi sungai tajum tepatnya di KDI (Kedung Iyom) tidak bisa lagi dijadikan sumber penghasilan, sebab populasi ikan jauh berkurang, bahkan ikan melem dan munjaer yang selama ini menjadi ikon sungai tajum jarang tertangkap nelayan.

“Ketika menjelang dan beberapa hari kemaren, warna air sempat bersih, namun sejak sepekan belakangan air sungai kembali keruh dan susah untuk mendapatkan ikan,” keluhnya.

Sedangkan pantauan di lapangan, warna air Sungai Tajum di wilayah Grumbul KDI, Kesal, Darma Wetan Kali, dan Kali Beber hingga ke perbatasan Desa Darmakradenan sangat keruh. Hal ini membuktikan jika aktivitas penambang emas tersebut memang berada di daerah hulu Sungai Tajum. (Miip*).