DARMAKRADENAN.DESA.ID_ Tebing longsor setinggi 20 meter dan sepanjang 30 meter di Grumbul Pegawulan Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, mengancam enam rumah warga di sekitarnya.
Pemerintah desa dan warga terus memantau perkembangan lokasi jalan di atas tebing yang telah mengalami retak sejak Jumat (23/9) lalu. Kadus 1 Desa Darmakradenan, Julehah mengatakan, enam rumah warga yang terancam longsoran tebing dan jalan tersebut adalah milik Pujiono (42), Asmawikarta (76), Wasirin (38), Rasito (44), Mudiarjo (56), dan Solehan (48).
Para penghuni rumah tersebut kini terus diimbau untuk waspada ketika hujan deras turun. Apalagi seperti diketahui, hingga akhir September ini intensitas hujan deras masih saja terjadi.
“Pemerintah desa bersama ketua lingkungan setempat untuk semakin waspada ketika hujan turun. Kami berharap agar potensi longsor susulan dapat diantisipasi. Apalagi dengan kondisi medan tebing yang ada sekarang ini sangat rawan terjadi longsor kembali,” katanya, kemarin.
Terkait dengan kondisi tersebut, pemerintah desa telah melaporkan hal tersebut kepada pihak Pemerintah Kabupaten Banyumas, khususnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas. Pemerintah desa berharap dinas terkait dapat memberikan bantuan berupa pembangunan talut penahan tebing dan drainase.
Drainase
“Kami berharap agar dalam waktu segera, pemerintah daerah dapat memberikan bantuan untuk pembanguan talut dan juga drainase. Karena potensi longsor bisa terjadi karena tidak memadainya saluran drainase di lokasi ini,” jelasnya.
Dijelaskan oleh Julehah, selain Grumbul Pegawulan, sebagian besar wilayah Desa Darmakradenan yang berbukit dan bergunung- gunung dengan kontur tanah cadas, kapur dan liat ini sangat rawan longsor. Untuk itulah kewaspadaan warga terhadap tanah longsor ketika hujan deras terus diupayakan. “Karena memang dengan lokasi pemukiman yang berada di bawah dan di atas tebing, sangat rawan terdampak longsor. (Ip79).
Saefudin (40) selaku ta’mir masjid bersama dua pelaku saat dimintai keterangan di Mapolsek Ajibarang, Kamis (5/5) . (Foto: Miftah Ahmad untuk darmakradenan.desa.id)
Darmakradenan, PusInfoDarma_ Dua orang warga Desa Merden, Purwonegoro, Banjarnegara yaitu Riyanto (27) dan Padang Ivan Renata (28) nyaris babak belur dihajar massa usai kepergok mencuri perangkat sound sistem di Masjid Nurul Hidayah, Pegawulan Wetan, Desa Darmakradenan Kecamatan Ajibarang, Kamis (5/5) siang.
Sebelum tertangkap di Desa Karangbawang dan digelandang ke Mapolsek Ajibarang, kedua pelaku sempat lari dan menjadi kejaran warga. Kedua pelaku diketahui melaksanakan aksi pencurian tiga mikropon di dalam masjid tersebut sekitar pukul 11.30.
Aksi pencurian itu diketahui oleh warga desa setempat setelah melihat lagak pelaku yang cukup mencurigakan. Warga setempat, Dedi Prayitno ( 34) awalnya mengaku melihat dua pemuda tersebut bertingkah mencurigakan dan langsung menghubungi Saefudin (40) yang merupakan ta’mir masjid yang juga ketua RW 3.
“Saya bersama Pak Saefudin kemudian mengintai mereka terlebih dulu dan langsung mengintai. Apalagi aksi mereka masuk ke mushola tersebut karena masih belum diketahui pasti mencuri,” jelasnya.
Setelah beberapa waktu akhirnya pelaku langsung kabur setelah membawa 3 mic dan satu speaker. Melihat itu Saefudin langsung menghubungi warga lainnya. Oleh warga kedua pelaku sempat dihadang warga namun pelaku menggunakan sepeda motor langsung kabur. Wargapun langsung mengadakan pengejaran.
“Mengetahui pencuri itu kabur membawa mik dan speaker, warga langsung melaksanakan pengejaran. Pelaku akhirnya berhasil terkejar dan tertangkap oleh warga usai memasuki jalan kabupaten di Desa Karangabawang,” jelasnya.
Untuk mengantisipasi aksi massa, Saefudin bersama warga lainnya akhirnya langsung membawanya kedua pelaku, sepeda motor dan barang bukti ke rumah darmakradenan. Kepala Desa Darmakradenan, Harjono kemudian langsung menghubungi aparat Polsek Ajibarang untuk datang ke lokasi.
Kapolsek Ajibarang, AKP I Putu B Krisna melalui Kanit Reskrim Polsek Ajibarang, Ipda Eddy Susianto menyatakan setelah melakukan penyelidikan diketahui sebelum melaksanakan aksinya di Darmakradenan, kedua pelaku juga melaksanakan aksi serupa dengan mencuri satu unit amplifier di Masjid At Taqwa Desa Karanglo Kecamatan Cilongok.
“Kedua pelaku kami limpahkan ke Polsek Cilongok untuk penyelidikan lebih lanjut,” jelasnya.
Dari tangan pelaku berhasil diamankan barang bukti berupa gunting, charge ponsel, dua buah ponsel, dan obeng. Dari kejadian pencurian tersebut kerugian nominal mencapai sekitar Rp 4,46 juta. (Miftah Ahmad/Susanto untuk darmakradenan.desa.id).
DARMAKRADENAN.DESA.ID_ Hujan lebat yang mengguyur di Wilayah Kecamatan Gumelar dan Kecamatan Ajibarang berakibat munculnya banjir di sepanjang Sungai Tajum Desa Darmakradenan Kecamatan Ajibarang. Sisi lain, banjir kiriman dimanfaatkan warga untuk berburu ranting, dahan kayu, hingga pepohonan yang hanyut di sungai.
Puluhan warga Grumbu Kalibeber Desa Darmakradenan terlihat mencari kayu dan pepohonan di alur sungai yang beraliran deras, Senin (03/05).
Mereka seakan tak mempedulikan bahaya terpeleset kemudian tubuhnya terhempas hanyut mengikuti arus deras Sungai Tajum berkedalaman 5 meter yang bermuara ke Sungai Serayu. Pemungut kayu bakar ini juga tak dilengkapi alat pengaman diri seperti pelampung.
Dengan menggunakan tali 10 meter pada ujungnya diberi jangkar dan juga sebilah bambu sepanjang 6 meter, kayu- kayu yang hanyut terbawa arus air deras ditarik dan diangkat ke bantaran sungai.
Hasil jerih payah itu jika diuangkan nilainya tak seberapa. Tapi semangat mereka dalam mencari kayu bakar dinilai menantang maut . Apalagi kondisi air Sungai Tajum saat ini airnya cukup deras sehingga bisa membahayakan keselamatan para pencari kayu bakar di sungai.
“Tidak apa-apa, sudah biasa warga di sini mencari pohon yang hanyut, lumayan untuk kayu bakar,” ujar Priyono, warga RT 04 RW 10 Grumbul Kalibeber.
Banjir kiriman biasa terjadi jika hujan lebat mengguyur kawasan Desa Gancang, Desa Paningkaban, dan Desa Cihonje Kecamatan Gumelar. Meski tidak sampai menggenangi permukiman, banjir kiriman kali ini dikhawatirkan menggerus talud sungai yang belum lama ini selesai dibangun. Apalagi di atas sepanjang daerah aliran sungai banyak rumah pemukiman warga.
Kekhawatiran serupa juga dialami warga RW 07 terutama Grumbul Darma Wetan Kali. Soalnya beberapa tahun lalu, wilayah RT 03 RW 07 diporakporandakan banjir. “Kami masih trauma, khawatir tiba-tiba banjir melibas permukiman,” ujar Asrori Azhari Anggota BPD Desa Darmakradenan.
Darmakradenan_ Jalan raya trans darat yang menghubungkan Kecamatan Ajibarang ke Kecamatan Gumelar terancam putus. Pasalnya longsoran tanah di tebing sungai tersebut mengalami kerusakan berat .
Pantauan PusInfoDarma, Minggu (24/04/2016) ruas jalan yang terdapat di Grumbul Cipecang RT 06 RW 08 Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas kerusakan berat di bahu jalan mengalami longsor sedalam kurang lebih 30 meter ke dasar sungai.
Saat ini kondisi jalan tetap normal, karena tebing yang longsor hanya berjarak kurang lebih satu meter dari pinggir jalan. Namun, kalau terus dilintasi kendaraan berbeban berat, maka tidak menutup kemungkinan badan jalan juga akan ikut masuk sungai. Kendati demikian sampai saat ini belum ada tanda-tanda peringatan agar pengendara waspada.
Kondisi ini membuat warga semakin khawatir. Jalur tersebut merupakan satu-satunya jalur utama yang dilalui oleh para pengguna jalan dari Ajibarang ke Gumelar dan sebaliknya. Mulyadi (37) warga setempat mengatakan, longsor itu sudah berlangsung dua pekan lalu dan hampir mengenai badan jalan, karena posisi sungai di bagian tebing tidak terpasang penahan atau bronjong.
Dikatakan bahwa, jika jalan tersebut tidak segera dikerjakan dalam waktu yang dekat, maka suatu saat bisa putus jalurnya. Mengingat hingga sampai dengan saat ini cuaca di wilayah masih belum normal.
Senada dengan Rasim (56), meminta agar tebing longsor itu segera ada penanganan dari dinas terkait sehingga tidak membahayakan pengguna jalan dan puluhan rumah warga. Selain itu diminta juga agar dipasang penahan atau bronjong di tepi sungai biar tidak terjadi longsoran tanah lagi.
“Kalau hujan pasti akan lebih parah lagi, untuk itu kami berharap agar pemerintah cepat tanggap. Kalau dibiarkan maka akan terjadi longsor susulan. Apalagi kalau hujan terus terjadi hingga beberapa hari, saya yakin badan jalan juga akan ikut longsor,” kata Rasim, Ketua RT setempat.
Rumah milik Turmudi (58) sedang diperbaiki warga usai tertimpa pohon, Minggu (6/3) kemarin.
DARMAKRADENAN.DESA.ID- Angin kencang dan tanah longsor masih mengancam di sejumlah wilayah rawan bencana di Banyumas bagian barat. Minggu (6/3) sore, satu rumah warga di Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang rusak setelah tertimpa pohon tumbang karena hempasan angin kencang.
Sobari (56) warga setempat mengatakan, rumah yang rusak akibat pohon tumbang itu milik Turmudi (58) di RT 3 RW 8. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa yang terjadi sekitar pukul 14.30 tersebut.
Namun kerugian sekitar Rp 10 juta harus ditanggung pemilik rumah. Sesuai keterangan pemilik rumah, saat pohon tumbang, Turmudi sedang beristirahat di kamar. Sementara anaknya Siti Faozah (36) sedang menyeterika baju dan Haikal Septianto (11) cucunya sedang menonton televisi di ruang tengah.
Mereka kaget setelah tiba tiba mendengar bunyi keras di atas rumah yang ternyata pohon albasia sepanjang 22 meter dan diameter 40 sentimeter menimpa bagian atap. Padahal puing atap bangunan berupa campuran semen dan pasir yang sudah mengeras hampir mengenai salah satu penghuni. Akibat kepanikan mereka langsung keluar dan menyelamatkan diri.
“Saya kaget saat terdengar bunyi yang sangat keras dan serpihan batu hampir mengenai saya, lalu saya langsung keluar dan minta tolong”, tutur Faozah panik.
Tetangga yang ikut kaget langsung keluar dan mendapati pohon albasia yang cukup besar telah melintang dan menimpa atap rumah. Beruntung sang pemilik pohon akan bertanggung jawab terhadap kerugian yang dialami korban. Selain bagian atap jaringan listrik juga ikut rusak.
Melihat kejadian tersebut pemilik pohon dan sejumlah warga bergotong royong membersihkan batang dan ranting pohon, sekaligus melaporkan ke pihak PLN, karena listrik dua rumah disekitarnya padam. Pantauan di lapangan pohon yang berukuran besar tersebut masih dipotong kecil-kecil oleh sejumlah warga, dan pihak PLN Ajibarang langsung memperbaiki kabel yang terlepas.