Pilih Laman
Bupati Banyumas Resmikan Masjid Jami Baiturrahman

Bupati Banyumas Resmikan Masjid Jami Baiturrahman

Banyumas_  Masjid Jami Baiturrahman Komplek Sawo Desa Darmakradenan Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas, Sabtu (16/04) kemarin diresmikan penggunaannya oleh Bupati Banyumas Ir. Achmad Husein, disaksikan warga masyarakat setempat dan pengurus Masjid Baiturrahman, Peresmian dilakukan dengan cara menggunting pita yang melintang dipintu Masjid dan penandatangan batu prasasti.

Turut Hadir dalam peresmian Masjid Jami Baiturrahman ini, Jajaran Muspika Ajibarang, Kepala Desa Darmakradenan, Ketua dan Sekretaris MWC NU Ajibarang, Wakil Rois Syuriah MWC NU Ajibarang, Pengurus NU Ranting Darmakradenan, Pengurus GP Ansor Ranting Darmakradenan, dan Pengurus Fatayat dan Muslimat Ranting, serta masyarakat sekitar.

Peresmian dikaitkan dengan peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan Pelantikan Pengurus Ranting NU Desa Darmakradenan, dengan menampilkan pembicara Drs KH Taefur Arafat MPdI selaku Wakil Katib Suriyah PC NU Banyumas. Menurut penyelenggara H Muhammad Ridwan, masjid Baiturrahman yang dibangun sejak Juni 2014 diharapkan mampu membawa hikmah dan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya.

Masjid yang dibangun dua lantai tersebut menelan dana Rp 1,2 Milyar. Dana tersebut berasal dari swadaya khususnya warga Darmakradenan mencapai Rp 450 juta, bantuan Kementrian Agama Kabupaten Banyumas 50 juta, dan para donator Rp 700 juta. “Dana tersebut terkumpul selama proses pembangunan yang memakan waktu hampir 2 tahun,” papar Muhammad Ridwan.

Bupati Banyumas Ir. Achmad Husein dalam kesempatan tersebut menyampaikan, pembangunan masjid yang sangat semarak di Desa Darmakradenan dan dengan diresmikannya masjid ini, keimanan para jamaah Masjid Baiturrahman semakin bertumbuh dan menjadi teladan ditengah masyarakat. Tak lupa juga, Bupati mengingatkan kepada seluruh jamaah agar terus menjaga kerukunan beragama yang sudah terbina dengan baik selama ini.

Bupati juga menyampaikan, rasa takdim, hormat dan terima kasih kepada para ulama yang telah banyak membantu dalam membina masyarakat.”Saya berharap kepada muspika dan jajarannya bersama sama para ulama dan para kyai lebih bisa menjadi penyejuk publik, kemudi perilaku masyarakat. jika para ulama dan kyai sudah tidak mampu menjadi lentera, maka siapa lagi yang bisa diharapkan untuk menerangi jalan masa depan”. Pungkasnya.

Selepas peresmian masjid, sambutan dan penandatanganan prasasti oleh Bupati Banyumas yang bertempat di halaman Masjid Jami Baiturrahman para undangan dan jamaah mengikuti peringatan Isra Mi’raj dengan khidmat yang diisi oleh Drs KH Taefur Arafat MPdI.

Berbicara masalah Isro Miroj, Kyai Taefur mengingatkan untuk menempatkan posisi keimanan dalam menterjemahkan mukjizat dari Allah SWT, tidak dengan akal pikiran belaka. Ada tiga perkara yang disikapi dengan pendalaman hati yakni Mukjizat para Nabi, Karomah para Wali dan Maunah dari orang biasa. “Isro Miroj itu perkara yang harus didalami dengan hati, bukan akal belaka,” tandasnya.

Darmakradenan Ciptakan Ruang Partisipasi Dalam Perancanaan Pembangunan

Darmakradenan Ciptakan Ruang Partisipasi Dalam Perancanaan Pembangunan

Darmakradenan_PusInfoDarma; Guna mengoptimalkan dan tepat sasaran penggunaan dana desa, Desa Darmakradenan Kecamatan Ajibarang mengadakan musyawarah rencana pembangunan desa (Musrenbangdes) yang digelar di aula balai desa, Rabu (20/1).

Acara dihadiri oleh perwakilan dari Kecamatan Ajibarang, Kepala Desa Darmakradenan, Aparat Desa dan anggota BPD dari masing- masing dusun, ketua RT/RW, tokoh masyarakat, karang taruna, bidan desa, serta kader posyandu.

“Musrenbang desa biasa dilaksanakan pada Januari tiap tahunnya, dengan mengacu pada rencana pembangunan jangka menengah desa. Setiap desa diamanatkan untuk menyusun dokumen rencana 5 tahunan yaitu RPJM Desa dan dokumen rencana tahunan yaitu RKP Desa,” kata Kepala Desa Darmakradenan H. Harjono Fauzan, pada awal rapatnya.

Menurutnya, musrenbang desa adalah forum musyawarah tahunan para pemangku kepentingan ditingkat desa untuk menyepakati Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP) tahun anggaran yang direncanakan.

Hjh. Eni Yuliati, S.Sos. Kepala Seksi Pembangunan (Kasibang) Kecamatan Ajibarang dalam sambutanya dan pengarahannya mengatakan, untuk tahun 2016 kegiatan yang di usulkan harus bentuknya fisik dan non fisik.

“Usulan dana desa ini harus di prioritaskan bukan hanya di fisiknya saja seperti pembuatan jalan desa saluran air dan bangunan lainnya, namun juga di non fisiknya seperti di sektor pendidikan, kesehatan, kegiatan keagamaan, UMKM desa dan lain-lain,” tambahnya.

Dia juga menjelaskan, Hasil Musrenbangdesa Tahun 2016 (Penyusunan RKP-Desa 2017) ini juga harus di masukan dalam website Pemerintah Propinsi Jawa Tengah (emusrenbang.sippd-jatengprov.info). Nantinya juga ada e-planingnya.

Di acara tersebut perwakilan dari tiap dusun merumuskan usulan-usulan yang akan masuk untuk kegiatan dari dana desa sesuai kebutuhan masing-masing. Hasil dari usulan pembangunan untuk tahun 2017 telah disepakati yaitu bidang sarana dan prasarana untuk pembangunan jembatan gantung RW 06, Jalan Usaha Pertanian RW 05, Pembangunan TK Pertiwi 1 & 2, Talud Pemukiman RW 01, Talud Sungai Pecang RW 01, Jembatan menuju lapangan RW 03, Jalan Tembus ke Desa Tipar Kidul, pengadaan Tanah Kas Desa (TKD) dan jalan tembus ke Desa Karangkemojing. Sementara pada bidang ekonomi terangkum untuk pembibitan kambing, dan pada bidang sosial budaya untuk pemugaran RTLH, dan pengadaan alat musik gamelan.

Ilyas Yusup (56) selaku wakil ketua BPD Desa Darmakradenan mengatakan skala prioritas yang sudah diajukan itu agar benar-benar terealisai sesuai aturan yang ada. “Kita senang dengan program pemerintah yakni dana desa untuk kemajuan di desa ini, namun saya sangat beharap kalau pelaksanaan dari program pemerintah kita harap bisa dikerjakan sesuai aturan atau rambu rambu yang ada,” tukasnya.

Dengan wilayah yang terbagi dalam 66 RT dan 10 RW tersebut, makna musrenbang akan mampu membangun kesepahaman tentang kepentingan dan kemajuan desa, dengan cara memotret potensi dan sumber-sumber pembangunan yang tidak tersedia baik dari dalam maupun luar desa. (miftahmad79@gmail.com*)

Kedung Iyom, Menanti Jembatan Gantung

Kedung Iyom, Menanti Jembatan Gantung

Ajibarang_ Cuaca di wilayah Kabupaten Banyumas pagi itu tampak cerah. Udara sejuk di wilayah Dusun Kedung Iyom, Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang terasa, apalagi aliran sungai berdesau dan rerimbunan pohon bambu serta kayu keras melengkapi kesejukan. Hampir setiap hari warga di dusun itu harus menyusuri Sungai Tajum untuk memulai aktivitas mereka, baik yang menjadi pelajar, pedagang maupun buruh tani.

Akses jalan menyeberangi sungai merupakan jalur vital bagi warga setempat. ”Kalau menyeberangi sungai jarak tempuh ke sekolah maupun pemerintah desa menjadi lebih dekat,” kata warga setempat, Syarif Hidayat (38).

Selain menyeberangi sungai, sebenarnya ada jalan alternatif lain melewati jalan Desa Kracak. Namun, jaraknya jauh dan kondisi infrastrukturnya rusak. Apabila diukur jarak dari Dusun Kedung Iyom ke MI Maarif mencapai lima kilometer. Padahal, tidak semua warga di dusun itu memiliki motor. Dengan demikian, warga lebih memilih menyeberangi sungai.

Mereka terpaksa memanfaatkan jalan alternatif melewati Desa Kracak ketika sungai sedang banjir besar. ”Warga takut kalau banjir besar, sehingga meskipun jaraknya jauh tetap saja dilewati. Kalau tidak anak-anak malah jadi tidak bersekolah,” tuturnya.

Anak-anak sekolah terutama yang masih mengenyam pendidikan dasar biasanya mereka digendong, khusus bagi mereka yang sudah kelas empat hingga enam ada berjalan sendiri. Mereka melepas sepatu sebelum menyeberang dan kemudian memakai lagi setelah menyeberangi sungai. Itu sudah rutin dilakukan setiap hari. ”Tidak mungkin sepatu tetap dipakai nanti malah basah,” kata siswi MI Ma’arif Darmakradenan, Sofi.

Di dusun itu terdapat 50 kepala keluarga dengan jumlah penduduk sekitar 200 jiwa. Rata-rata pekerjaan warga adalah buruh tani dan pedagang hasil pertanian di Pasar Ajibarang. Di dusun itu merupakan dusun terpencil dan terisolasi, sehingga sudah bertahun-tahun warganya menjalani aktivitas dengan menyusuri sungai. ”Terkadang ketika banjir tapi tidak besar ada warga yang membuat gethek untuk menyeberang warga. Biasanya warga membayar Rp 500 untuk anak-anak dan Rp 1.000 untuk orang dewasa,” kata perangkat Desa Darmakradenan, Ahmad Miftah.

Rencana Pembangunan Permasalahan itu sebenarnya sudah sering disampaikan warga ke pemerintah desa melalui musyawarah warga supaya dibangun jembatan gantung. Bahkan, pemerintah desa telah menampung aspirasi warga pada usulan rencana pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes). Dalam penyusunan RPJMDes memunculkan permasalahan dan potensi hasil pembahasan yang partisipatif, salah satunya masalah jalan penghubung di RT 02 ke RT 03 RW 06 terhalang Sungai Tajum sehingga perlu jembatan gantung. ”Kami sudah mengusulkan pembangunan ke pemerintah daerah tiga kali, namun belum juga terealisasi,” kata Kades Darmakradenan, Harjono.

Dalam usulan tersebut, rencana pembangunan jembatan gantung membutuhkan anggaran sekitar Rp 650 juta. Anggaran tersebut untuk membangun jembatan gantung dengan lebar 160 centimeter dan panjang 65 meter. ”Kami mengusulkan pembangunan ke pemerintah daerah karena tidak mampu menganggarkan anggaran sebesar itu,” ujar dia.

Karena itu, tahun ini akan diusulkan lagi ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Namun, sebelum diusulkan pemerintah desa diminta mengkaji kembali usulan tersebut dengan melibatkan konsultan. ”Tapi di dalam penggunaan anggaran desa tidak ada ketentuan penggunaan anggaran untuk membayar konsultan, sehingga menjadi kendala,” kata Harjono.

Adapun swadaya warga untuk membayar konsultan pembangunan dimungkinkan kurang mampu, karena jasa konsultan besar. ”Warga biasanya melakukan swadaya dengan kerja bakti. Kalau swadaya dana besar mereka kurang mampu,” katanya lagi. Dengan demikian, kini warga hanya merindukan dan mengharapkan kapan jembatan gantung terealisasi. Usulan jembatan gantung dinilai sangat prioritas untuk kelancaran aktivitas warga masyarakat, bahkan dapat membuka akses jalan baru menghubungkan Desa Darmakradenan ke Desa Kracak melintasi Dusun Kedung Iyom. ”Kami berharap rencana pembangunan yang telah diusulkan ke desa dan pemerintah daerah dapat terealisasi untuk kepentingan warga,” kata Syarif (17).

Sumber: Suara Merdeka