Pilih Laman
Khatamkan Al- qur’an 3.350 Kali, Program Nusantara Mengaji di Banyumas dan Cilacap

Khatamkan Al- qur’an 3.350 Kali, Program Nusantara Mengaji di Banyumas dan Cilacap

Nusantara Mengaji

Program Nusantara Mengaji di SMK Ma’arif NU 1 Ajibarang, Sabtu (7/5). (Foto: Miftah Ahmad)

 

BANYUMAS, darmakradenan.desa.id_ Program Nusantara Mengaji di Kabupaten Banyumas dan Cilacap mengkhatamkan Alquran sebanyak 3.350 kali. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh elemen masyarakat, para santri, aktivis Muslimat, Fatayat NU, serta seluruh Banom NU.

Di Banyumas pembukaan kegiatan Nusantara Mengaji dipusatkan di SMK Maarif NU 1 Ajibarang dan penutupan dilakukan di Desa Sokawera Kecamatan Cilongok, Sabtu-Minggu, (7-8/5). Selain di tempat tersebut, khataman Alquran dilakukan di gedung muslimat Ranting Jingkang Kecamatan Ajibarang yang di ikuti 52 qori dengan 20 khataman.

Khataman juga dilakukan di setiap Ranting Muslimat NU Cabang Banyumas dan Sokaraja, SMP Ma’arif NU II Ajibarang, termasuk di berbagai Pondok Pesantren termasuk Pondok Pesantren Annajad, Sokawera. Seluruh Ranting Muslimat NU di Banyumas dan Sokaraja akan mengkhatamkan Alquran sebanyak satu kali, menjadi bagian dari keseluruhan khataman serempak di luar 2000 orang yang akan menyelesaikan pembacaan Alquran sejumlah 2.150 kali di seluruh Kabupaten Banyumas.

Sementara itu, di Kabupaten Cilacap, Nusantara Mengaji dilakukan dengan mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak 1.200 kali. Dengan demikian, khataman yang digelar di dua kabupaten tersebut mengkhatamkan Alquran sebanyak 3.350 kali.

Kegiatan di Banyumas dihadiri Bupati Banyumas Achmad Husain beserta jajaran Muspida Kabupaten Banyumas, Pengurus NU Cabang Banyumas dan Sokaraja, MWC NU Ajibarang beserta seluruh badan otonomnya, Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Rektor Perguruan Tinggi di Banyumas seperti Unsoed dan IAIN, Muspika Kecamatan Ajibarang, Tokoh Masyarakat se-Kabupaten Banyumas, Anggota DPRD Kabupaten Banyumas, dan Anggota DPR RI Siti Mukaromah.

Ketua Panitia Nusantara Mengaji Kabupaten Banyumas, Rofiq Kamilun mengemukakan kegiatan Nusantara Mengaji di Banyumas didahului dengan mujahadah untuk menghormati dan mendoakan seluruh arwah leluhur, para pemimpin dan ulama di Banyumas.

“Para leluhur, para pemimpin, dan ulama harus selalu kita ingat sebagai rujukan semangat dan dedikasi dalam membangun masyarakat. Mereka telah banyak berbuat untuk masyarakat. Sedangkan kita masih baru merangkak untuk membangun kehidupan masyarakat yang lebih baik. Melalui kegiatan mengkhatamkan Alquran secara bersama-sama ini, harapannya agar apa yang kita lakukan selalu dalam Ridlo-Nya dan membawa manfaat-mashlahah bagi seluruh masyarakat Banyumas,” terangnya.

Perwakilan Cabang GP Ansor Kabupaten Banyumas, Sarwono menambahkan pihaknya menyambut baik dan menginstruksikan kepada anggota ansor dan Banser di Banyumas sampai dengan pimpinan ranting untuk mensukseskan sekaligus mengamankan dalam kegiatan Nusantara Mengaji.

“Sebagai bentuk do’a kita untuk meminta kepada Alloh SWT agar negara RI ini aman, tentram dan damai serta selamat dari berbagai ancaman terorisme dan radikalisme,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Banyumas Achamd Husein dalam sambutannya menyatakan, setiap pagi membaca Alquran dengan artinya dipastikan akan mendapat petunjuk. Dengan membaca Alquran dari setiap ayat akan keluar ruh. “Membaca dengan khusyu dan yakin 100 persen Insya Alloh di Indonesia dan Banyumas akan tentram damai dan gemah ripah loh jinawi,” katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Siti Mukaromah menyatakan bahwa kegiatan Nusantara Mengaji ini dilakukan sebagai riyadloh bersama dalam rangka mengembangkan kehidupan berbangsa yang sejuk, damai, dan sejahtera lahir batin.

“Kegiatan ini diniatkan bagi kebaikan Bangsa dan Negara lndonesia. Pertama, kita mengingat bahwa para pendiri bangsa bukan hanya mengangkat senjata, mereka juga melakukan riyadloh sepanjang dan setelah era perjuangan,” ujarnya.

Dia menambahkan kegiatan ini merupakan bagian kecil dari apa yang semestinya dilakukan bagi bangsa lndonesia. Selain itu, membangun Bangsa dan Negara bukan hanya dilakukan dalam wujud fisik dan material, melainkan harus dibarengi dengan pengembangan batin dan rohani.

“Sebab itu, melalui kegiatan ini kami berdoa agar lndonesia dan khususnya masyarakat Banyumas serta Cilacap selalu dijaga dari malapetaka dan diselamatkan dari musibah dalam usaha untuk memajukan kehidupan,” terangnya. (Miftah Ahmad/Jil untuk darmakradenan.desa.id).

Darmakradenan Ciptakan Ruang Partisipasi Dalam Perancanaan Pembangunan

Darmakradenan Ciptakan Ruang Partisipasi Dalam Perancanaan Pembangunan

Darmakradenan_PusInfoDarma; Guna mengoptimalkan dan tepat sasaran penggunaan dana desa, Desa Darmakradenan Kecamatan Ajibarang mengadakan musyawarah rencana pembangunan desa (Musrenbangdes) yang digelar di aula balai desa, Rabu (20/1).

Acara dihadiri oleh perwakilan dari Kecamatan Ajibarang, Kepala Desa Darmakradenan, Aparat Desa dan anggota BPD dari masing- masing dusun, ketua RT/RW, tokoh masyarakat, karang taruna, bidan desa, serta kader posyandu.

“Musrenbang desa biasa dilaksanakan pada Januari tiap tahunnya, dengan mengacu pada rencana pembangunan jangka menengah desa. Setiap desa diamanatkan untuk menyusun dokumen rencana 5 tahunan yaitu RPJM Desa dan dokumen rencana tahunan yaitu RKP Desa,” kata Kepala Desa Darmakradenan H. Harjono Fauzan, pada awal rapatnya.

Menurutnya, musrenbang desa adalah forum musyawarah tahunan para pemangku kepentingan ditingkat desa untuk menyepakati Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP) tahun anggaran yang direncanakan.

Hjh. Eni Yuliati, S.Sos. Kepala Seksi Pembangunan (Kasibang) Kecamatan Ajibarang dalam sambutanya dan pengarahannya mengatakan, untuk tahun 2016 kegiatan yang di usulkan harus bentuknya fisik dan non fisik.

“Usulan dana desa ini harus di prioritaskan bukan hanya di fisiknya saja seperti pembuatan jalan desa saluran air dan bangunan lainnya, namun juga di non fisiknya seperti di sektor pendidikan, kesehatan, kegiatan keagamaan, UMKM desa dan lain-lain,” tambahnya.

Dia juga menjelaskan, Hasil Musrenbangdesa Tahun 2016 (Penyusunan RKP-Desa 2017) ini juga harus di masukan dalam website Pemerintah Propinsi Jawa Tengah (emusrenbang.sippd-jatengprov.info). Nantinya juga ada e-planingnya.

Di acara tersebut perwakilan dari tiap dusun merumuskan usulan-usulan yang akan masuk untuk kegiatan dari dana desa sesuai kebutuhan masing-masing. Hasil dari usulan pembangunan untuk tahun 2017 telah disepakati yaitu bidang sarana dan prasarana untuk pembangunan jembatan gantung RW 06, Jalan Usaha Pertanian RW 05, Pembangunan TK Pertiwi 1 & 2, Talud Pemukiman RW 01, Talud Sungai Pecang RW 01, Jembatan menuju lapangan RW 03, Jalan Tembus ke Desa Tipar Kidul, pengadaan Tanah Kas Desa (TKD) dan jalan tembus ke Desa Karangkemojing. Sementara pada bidang ekonomi terangkum untuk pembibitan kambing, dan pada bidang sosial budaya untuk pemugaran RTLH, dan pengadaan alat musik gamelan.

Ilyas Yusup (56) selaku wakil ketua BPD Desa Darmakradenan mengatakan skala prioritas yang sudah diajukan itu agar benar-benar terealisai sesuai aturan yang ada. “Kita senang dengan program pemerintah yakni dana desa untuk kemajuan di desa ini, namun saya sangat beharap kalau pelaksanaan dari program pemerintah kita harap bisa dikerjakan sesuai aturan atau rambu rambu yang ada,” tukasnya.

Dengan wilayah yang terbagi dalam 66 RT dan 10 RW tersebut, makna musrenbang akan mampu membangun kesepahaman tentang kepentingan dan kemajuan desa, dengan cara memotret potensi dan sumber-sumber pembangunan yang tidak tersedia baik dari dalam maupun luar desa. (miftahmad79@gmail.com*)

Khatamkan Al- qur’an 3.350 Kali, Program Nusantara Mengaji di Banyumas dan Cilacap

Permasalahan tanah sengketa lahan di Desa Darmakradenan

STAN AMPERA

Kelompok Tani STAN AMPERA

Permasalahan tanah di Indonesia semakin hari semaki rumt. Khususnya di Darmakraenan yang sudah lama sejak masa kolonial Belanda hingga sekarang. Ketika itu Belanda mengeluarkan mengeluarkan Undang-Undang agrariche wet de wall tahun 1870, dimana para petani di berikan sertifikat tanah.

Namun pajak yang diberikan oleh belanda itu sangat tinggi bagi para petani, yaitu sekitar 30%. Banyak para petani yang tidak bisa membayar pajaknya karena dirasa terlalu tinggi bagi mereka. Menghadapi masalah ini, Kepala Desa saat itu menyarankan agar para petani menyewakan lahannya ke pemilik modal atau asing (cina), agar bisa membayar hutang pajaknya ke belanda.

Sekali lagi petani kehilangan tanahnya. Pada tahun 1960 ada undang-undang pokok agraria disahkan. Namun, HGU (Hak Guna Usaha) dinilai semakin merugikan para petani. Mengapa demikian? karena tanah yang seharusnya dikelola petani sebagai sasaran produksi untuk kehidupan mereka malah digunakan untuk pengelolaan sumber daya alam oleh pemerintah maupun perusahaan asing.

Kebijakan-kebijakan pemerintah yang seperti itulah yang menyebabkan para petani sengsara bahkan tidak memiliki tanah dan tidak ada sumber penghasilannya. Ketika tahun 1965 para petani ingin mengeklaim tanah tersebut dianggap komunis oleh pemerintah pasca G30S.

Akhirnya para petani pun takut dan hanya bisa terdiam. Militerlah yang mengambil alih atas tanah sengketa tersebut. Militer bekerja sama dengan PT. RSA (Rumpun Sari Antan) yang mengelola perkebunan coklat (kakao) di Wilayah Darmakradenan tersebut.

Sampai sekarang banyak konflik antara petani dengan PT.RSA yang timbul karena masalah kepemilikan tanah tersebut. Petani tidak bisa menggarap lahan karena tanah tersebut sudah dikontrak oleh PT. Rumpun Sari Antan.

Kelompok Tani yang tergabung dalam organisasi STAN AMPERa (Serikat Tani Amanat Penderitaan Rakyat) Desa Darmakradenan saat ini menuntut untuk dicabutnya HGU (Hak Guna Usaha) PT. RSA IV Kebun Darmakradenan, mendistribusikan tanah untuk para petani serta di tegakkannya reforma agraria sejati.

Dikutip saat Ulang tahun ke XIV Stan Ampera

Khatamkan Al- qur’an 3.350 Kali, Program Nusantara Mengaji di Banyumas dan Cilacap

Warga Kembangkan Tanaman Palawija Di Bantaran Sungai Tajum

Menyirami Tanaman gpgDarmakradenan_ Menanam bisa di manapun dan kapanpun. Tak ada lahan, maka permukaan sungai yang keringpun bisa jadi lahan menanam. Termasuk areal permukaan sepanjang Sungai Tajum yang ada di Desa Kracak dan Darmakradenan Kecamatan Ajibarang.

Aneka tanaman palawija dan umbi-umbian ditanam di situ. Ruminah (40) bersama belasan warga Dusun Kalibeber Desa Darmakradenan telah rutin menanami areal sungai kering ketika kemarau tiba. Setelah menanam palawija, ubi atau kacang-kacangan, mereka berharap agar langit tak segera menurunkan hujan. Pasalnya ketika hujan, dipastikan, kalau tanamannya akan tersapu banjir.

“Menanam di sungai ibaratnya mengadu nasib. Jadi tak ada jaminan menuai, apalagi ketika waktu telah mendekati musim hujan. Tapi tetap saja kami menanam,” jelas Ruminah. Kebiasan bercocok tanam di aliran sungai ini sudah rutin dilakukan tiap kemarau tiba. Tanaman palawija itu akan dirawat oleh warga setempat sambil mengambil air untuk keperluan pribadi. Soalnya ketika musim kemarau tiba, banyak warga yang kesulitan mendapatkan air bersih.

“Jadi ibaratnya sekali mendayung dua pulau terlampau. Warga mencari air bersih dari sungai sekaligus mendapatkan hasil tanaman palawija setelah menanami areal yang mulai kering,” kata Warsono, perangkat desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang.

Warsono menambahkan, warga biasanya memanen daun untuk sayuran dalam sepekan paling banyak 30 untai.”kalau hasil panen dijual di Pasar Ajibarang satu untai seharga 700 rupiah, sedangkan kalau dijual di konsumen langsung seharga 1000 rupiah, lumayan buat tambahan hidup”, terang ayah tiga anak ini.

Seperti yang diberitakan di harian Suara Merdeka, aliran Sungai Ciaur Kecamatan Lumbir yang surut ketika kemarau tiba, warga juga memanfaatkan permukaan sungai untuk menanam padi. Selain palawija, bahkan sejumlah warga di bantaran sungai tersebut juga menanami tanaman padi. Pasokan air untuk pengairan tanaman tersebut didapatkan melalui pompa air. “Tentunya kami harus memilih jenis padi yang umurnya pendek sehingga sebelum penghujan tiba sudah bisa dipanen,” kata warga Desa Kedunggedhe Kecamatan Lumbir Eko Waluyo (30).