Pilih Laman
Warga Kembangkan Tanaman Palawija Di Bantaran Sungai Tajum

Warga Kembangkan Tanaman Palawija Di Bantaran Sungai Tajum

Menyirami Tanaman gpgDarmakradenan_ Menanam bisa di manapun dan kapanpun. Tak ada lahan, maka permukaan sungai yang keringpun bisa jadi lahan menanam. Termasuk areal permukaan sepanjang Sungai Tajum yang ada di Desa Kracak dan Darmakradenan Kecamatan Ajibarang.

Aneka tanaman palawija dan umbi-umbian ditanam di situ. Ruminah (40) bersama belasan warga Dusun Kalibeber Desa Darmakradenan telah rutin menanami areal sungai kering ketika kemarau tiba. Setelah menanam palawija, ubi atau kacang-kacangan, mereka berharap agar langit tak segera menurunkan hujan. Pasalnya ketika hujan, dipastikan, kalau tanamannya akan tersapu banjir.

“Menanam di sungai ibaratnya mengadu nasib. Jadi tak ada jaminan menuai, apalagi ketika waktu telah mendekati musim hujan. Tapi tetap saja kami menanam,” jelas Ruminah. Kebiasan bercocok tanam di aliran sungai ini sudah rutin dilakukan tiap kemarau tiba. Tanaman palawija itu akan dirawat oleh warga setempat sambil mengambil air untuk keperluan pribadi. Soalnya ketika musim kemarau tiba, banyak warga yang kesulitan mendapatkan air bersih.

“Jadi ibaratnya sekali mendayung dua pulau terlampau. Warga mencari air bersih dari sungai sekaligus mendapatkan hasil tanaman palawija setelah menanami areal yang mulai kering,” kata Warsono, perangkat desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang.

Warsono menambahkan, warga biasanya memanen daun untuk sayuran dalam sepekan paling banyak 30 untai.”kalau hasil panen dijual di Pasar Ajibarang satu untai seharga 700 rupiah, sedangkan kalau dijual di konsumen langsung seharga 1000 rupiah, lumayan buat tambahan hidup”, terang ayah tiga anak ini.

Seperti yang diberitakan di harian Suara Merdeka, aliran Sungai Ciaur Kecamatan Lumbir yang surut ketika kemarau tiba, warga juga memanfaatkan permukaan sungai untuk menanam padi. Selain palawija, bahkan sejumlah warga di bantaran sungai tersebut juga menanami tanaman padi. Pasokan air untuk pengairan tanaman tersebut didapatkan melalui pompa air. “Tentunya kami harus memilih jenis padi yang umurnya pendek sehingga sebelum penghujan tiba sudah bisa dipanen,” kata warga Desa Kedunggedhe Kecamatan Lumbir Eko Waluyo (30).

Waspai Tanah Longsor

Waspai Tanah Longsor

PusInfoDarma_ Intensitas hujan di Banyumas Raya belakangan ini makin tinggi. Bahkan, hujan deras yang megguyur mengancam beberapa desa di wilayah Kecamatan Ajibarang, terutama Desa Darmakradenan.

Berdasarkan catatan, hampir setiap tahun tapatnya ketika memasuki penghujan desa ini kerap terjadi musibah bencana tanah longsor. Sedikitnya ada delapan lokasi rawan longsor di Desa yang dihuni 3560 kepala keluarga (KK) atau 10.650 jiwa tersebut. Kebanyakan terletak di RW 1,2,3,4,5,8 dan 9.Selain kerap
mengancam rumah, jalan penghubung Darmakradenan-Gumelar pun menjadi ancaman berikutnya. Sebab, tebing disekitar jalan itu kemiringannya tegak lurus.

Kepala Desa Darmakradenan mengakui bahwa wilayah setempat tidak layak dijadikan tempat permikuman. Bapak nomor satu di Desa Darmakradenan juga menjelaskan, wilayah setempat masih potensial terjadi longsor pada musim penghujan. Alasannya karena permukiman itu berada di perbukitan dengan kemiringan tanah antara 48 hingga 60 derajat.Dengan demikian, air tidak dapat meresap langsung ke tanah melainkan langsung mengalir ke bawah. OLeh karena itu, daerah setempat potensial terkena longsor.

Selain itu, drainase di daerah tersebut tidak bagus.Untuk menghindari kemungkinan yang terjadi, aparat Desa Darmakradenan meminta agar warga makin waspada. Disamping itu, desa memberikan arahan kepada warga yang permukimannya dibawah tebing untuk mengungsi yang dianggap cukup nyaman, bila hujan lebat.

“Disini kontur tanahnya cukup labil, dan rentan terjadi bencana tanah longsor terutama saat penghujan datang,” tambah Kades Darmakradenan Harjono melalui akunnya beberapa waktu lalu.Selain itu, kata dia, warga diminta untuk memperbaiki dan membuat saluran air tepat diatas tanah bertebing, serta menebang sejumlah pohon untuk mengurangi beban tanah. Dengan demikian, jika hujan melanda aliran air bisa mengalir, dan bencana alam tanah longsor tidak meluas. Untuk itu pihaknya berpesan kepada warga agar tetap waspada saat penghujan datang.

Warga Kembangkan Tanaman Palawija Di Bantaran Sungai Tajum

Perajin Bordir Pernah Dapat Order dari Ibu Negara

Perajin Bordir

Yunus (40) perajin kebaya bordir asal Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang sedang menggarap kebaya bordir pesanan pelanggan.

PusInfoDarma_ Desa Darmakradenan Kecamatan Ajibarang selain memiliki sumber daya alam batu kapur yang melimpah juga memiliki sentra perajin bordir yang pangsa pasarnya menembus kota-kota besar di Indonesia. Tepatnya di RW 7, mayoras warganya punya home industri bordiran. Yunus (40) satu perajin bordir menuturkan usaha perajin bordir di Desa Darmakradenan sudah berlangsung puluhan tahun.

Bahkan hasil bordiran mereka merambah ke Yogyakarta, Jakarta, Padang, Palembang dan kota-kota besar lainnya. “Saya setiap minggunya stok barang ke sebuah butik di Jakarta sekitar 26 stel kebaya bordir,” katanya, belum lama ini di rumahnya RT 3/RW 7.

Yang memesan hasil kebaya bordirannya itu, tidak hanya masyarakat biasa, akan tetapi para pejabat dan tokoh nasional pernah mengorder padanya. “Saya pernah menerima setelan bahan kebaya dari pemilik butik pelanggan saya, nah di bungkus plastiknya tertulis untuk Ibu Presiden Ani Yuidhoyono, dan mantan Presiden RI ke 5, Ibu Megawati Soekarnoputri,” katanya.

Ia mengaku terkejut menerima order dari istri Presiden SBY dan Ibu Megawati itu. “Pokoknya supaya hasilnya bagus, saya memilih karyawan yang paling pintar menjahit, digarap dengan sangat hati-hati, supaya memuaskan hasilnya. Alhamdulillah setelah kami kirim tidak ada complain,” kata ayah dua anak ini.

Selain Bu Ani Yudhioyono dan Megawati, ia juga mengaku menerima order puluhan setel kebaya border dari mantan gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo saat pertama kali dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta. “Sewaktu Fauzi Bowo dilantik jadi Gubernur DKI Jakarta, kami menerima order puluhan kebaya bordir, mungkin dipakai untuk para pejabat bawahannya. Kami garap tepat waktu,” katanya.

Berapa honor yang ia terima, Yunus tak mau membicarakan secara gamblang. “Kalau orderan biasa kami banderol harga Rp 400-500 ribu, tapi untuk bu Ani Yudhoyono dan bu Megawati di atas pengorder biasa. Yang terpenting kami dipercaya membuatkan kebaya bordir tokoh nasional sangat membanggakan,” katanya.

Warga Kembangkan Tanaman Palawija Di Bantaran Sungai Tajum

Jalur Ajibarang- Gumelar Terancam Putus

Jalan Lonsor

Jalan Raya Ajibarang- Gumelar Amblas

Darmakradenan_ Frekuensi curah hujan yang masih tinggi pada Desember ini membuat kondisi ruas jalan di jalur Ajibarang- Gumelar di Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang terancam putus. Apalagi selama empat hari kemarin pascalongsor Jumat (11/12) malam, kondisi jalan makin terlihat miring dan ambles. Lokasi talut, tebing, dan jalan longsor tersebut kini makin mendekati garasi kendaraan mobil milik Sakun (50). Akibatnya, selain jalan, permukiman rumah di sisi lokasi longsor mulai terancam.

Sementara itu, di sisi utara jalan longsor tersebut merupakan perkebunan warga dengan kondisi curam. Warto (55), warga menuturkan, jika hujan lewat turun, warga waswas. Karena itu, pemantauan hingga pengaturan buka tutup arus lalu lintas kendaraan di jalur yang longsor itu masih terus dilaksanakan oleh warga di sekitar lokasi. Terlebih lagi bagian tebing di samping utara jalan itu bertambah longsor.

”Yang difungsikan sebagai jalan kini tinggal separuh badan jalan, karena badan jalan di sisi utara memang sudah miring dan bertambah ambles. Karena itu, tidak dilintasi dan dibatasi dengan rambu dari dinas terkait,” paparnya.

Jalur Utama Warto berharap, agar pemerintah daerah dapat segera melaksanakan penanganan terkait dengan kerusakan jalan tersebut. Apalagi jalur itu merupakan jalur utama dan satu-satunya yang dilintasi banyak kendaraan dari arah Kecamatan Gumelar dan juga menjadi jalan alternatif menuju ke Kecamatan Lumbir. Warga juga berharap, agar jalan tersebut tidak sampai putus.

”Kalau sampai putus maka akan menyulitkan kendaraan yang melintas dari arah Gumelar menuju ke Ajibarang atau sebaliknya. Karena ini merupakan jalan satu-satunya. Memang yang mengkhawatirkan adalah tiap hari ada pertambahan kemiringan dan ambles di bagian jalan tersebut,” tandasnya.

Perangkat Desa Darmakradenan Kecamatan Ajibarang Ahmad Miftah mengungkapkan, selain dipasang rambu lalu lintas oleh dinas terkait, ruas jalan yang longsor tersebut kini terus dijaga warga siang hingga malam hari. Apalagi seperti diketahui jalur ini merupakan jalur padat yang dilintasi ribuan kendaraan dari arah Kecamatan Gumelar dan Lumbir menuju Ajibarang. Tanpa pengaturan dan sistem buka tutup, lalu lintas kendaraan di jalur tersebut dipastikan akan semrawut dan macet.

”Di sebelah barat lokasi jalan longsor ini sekitar 100 meter, juga ada retakan-retakan tanah di bagian jalan aspal. Petugas dari kepolisian Senin (14/12) kemarin pun telah melaksanakan pengecekan ke lokasi,” ungkapnya. Sebelumnya, Kapolsek Ajibarang AKP I Putu B Khrisna mengimbau kepada para pengendara atau pengemudi kendaraan bermotor untuk berhati-hati ketika melintas di jalur longsor ini. Dia juga berharap, agar warga terus memantau kondisi jalan rawan longsor susulan tersebut.

Soalnya di sekitar lokasi jalan yang longsor tersebut juga sudah banyak terlihat retakan tanah dan sudah dalam kondisi miring. ”Kami berharap sikap aktif warga memantau kondisi lingkungan ini makin ditingkatkan untuk meminimalisasi risiko bencana ataupun kecelakaan,” imbaunya.

Sumber: Suara Merdeka

Berkurban, Membangun Kepedulian Sosial Antarsesama

Berkurban, Membangun Kepedulian Sosial Antarsesama

AJIBARANG – Berkurban pada Hari Raya Idhul Adha memberi pesan moral kepada umat Islam, salah satunya membangun kepedulian sosial antarsesama. Berkuraban sapi atau kambing ini disambut antusias seluruh lapisan masyarakat, khususnya warga Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang karena kegiatan itu merupakan suatu ibadah.

Untuk mendukung kegiatan sosial melalui berkurban, warga wilayah RW 08 Grumbul Cipecang Desa Darmakradenan sebelumnya menggalang dana setiap seminggu sekali sebesar Rp 4 ribu. Adapun warga yang memberikan iuran sebanyak 49 orang.

“Dengan menggunakan sistem arisan mereka mampu kurban satu ekor sapi untuk tujuh orang,” terang Ketua RT 7 RW 8, Rajiwan.

Sistem penggalangan dana ini terbilang ringan dan mudah. Tak heran, penggalangan dana dengan metode arisan ini langsung diikuti oleh warga lain di desa setempat. Hasil positifnya, setiap tahun warga bisa menikmati banyak daging kurban.

Rajiwan mengatakan pada tahun sebelumnya warga sangat prihatin karena sulit untuk mendapatkan daging kurban. Untuk memenuhi permintaan daging kepada warga tidak mampu ia harus mendaftarkan daging kurban untuk warganya ke wilayah RT lain.

“Tapi sekarang Alhamdulilah dengan cara arisan di setiap tahun, warga saya yang kurang mampu sekarang bisa berkurban dengan satu ekor sapi untuk tujuh orang,” katanya.

Bahkan, sambung dia, daging kurban ini bisa dibagikan secara luas hingga ke wilayah wilayah RT lain. “Sistem arisan seperti ini sudah berjalan sekitar empat tahun. Ini akan terus dipertahankan dan kami berharap warga terus berpartisipasi memberi iuran untuk kurban pada tahun depan,” paparnya.

Sementara itu, berdasarkan pantauan PusInfoDarma, hewan kurban pada tahun ini tercatat 20 ekor sapi dan 83 ekor kambing. Kegiatan kurban ini tersebar di seluruh Rukun Warga (RW) yang ada di Desa darmakradenan. Hasil pemantauan juga tidak ditemukan indikasi penyakit pada daging kurban. Semuanya layak untuk dikonsumsi.(ip79).