DARMAKRADENAN.DESA.ID_ Hujan lebat yang mengguyur di Wilayah Kecamatan Gumelar dan Kecamatan Ajibarang berakibat munculnya banjir di sepanjang Sungai Tajum Desa Darmakradenan Kecamatan Ajibarang. Sisi lain, banjir kiriman dimanfaatkan warga untuk berburu ranting, dahan kayu, hingga pepohonan yang hanyut di sungai.
Puluhan warga Grumbu Kalibeber Desa Darmakradenan terlihat mencari kayu dan pepohonan di alur sungai yang beraliran deras, Senin (03/05).
Mereka seakan tak mempedulikan bahaya terpeleset kemudian tubuhnya terhempas hanyut mengikuti arus deras Sungai Tajum berkedalaman 5 meter yang bermuara ke Sungai Serayu. Pemungut kayu bakar ini juga tak dilengkapi alat pengaman diri seperti pelampung.
Dengan menggunakan tali 10 meter pada ujungnya diberi jangkar dan juga sebilah bambu sepanjang 6 meter, kayu- kayu yang hanyut terbawa arus air deras ditarik dan diangkat ke bantaran sungai.
Hasil jerih payah itu jika diuangkan nilainya tak seberapa. Tapi semangat mereka dalam mencari kayu bakar dinilai menantang maut . Apalagi kondisi air Sungai Tajum saat ini airnya cukup deras sehingga bisa membahayakan keselamatan para pencari kayu bakar di sungai.
“Tidak apa-apa, sudah biasa warga di sini mencari pohon yang hanyut, lumayan untuk kayu bakar,” ujar Priyono, warga RT 04 RW 10 Grumbul Kalibeber.
Banjir kiriman biasa terjadi jika hujan lebat mengguyur kawasan Desa Gancang, Desa Paningkaban, dan Desa Cihonje Kecamatan Gumelar. Meski tidak sampai menggenangi permukiman, banjir kiriman kali ini dikhawatirkan menggerus talud sungai yang belum lama ini selesai dibangun. Apalagi di atas sepanjang daerah aliran sungai banyak rumah pemukiman warga.
Kekhawatiran serupa juga dialami warga RW 07 terutama Grumbul Darma Wetan Kali. Soalnya beberapa tahun lalu, wilayah RT 03 RW 07 diporakporandakan banjir. “Kami masih trauma, khawatir tiba-tiba banjir melibas permukiman,” ujar Asrori Azhari Anggota BPD Desa Darmakradenan.
Penyerahan Kartu Indonesia Pintar oleh kordinator Kemendikbud Kab. Banyumas, Eko Purwanto (kanan) kepada Bendahara Desa Darmakradenan Hartono (Tengah) didampingi Staff Kasi Kesdaya Ahmad Ansori (kiri).
Darmakradenan_ KIP adalah salah satu program unggulan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tertuang dalam Program Indonesia Pintar. Program ini menyasar anak usia sekolah untuk dapat mengenyam pendidikan secara maksimal. Para penerima KIP adalah anak usia sekolah dengan rentang umur 6-21 tahun. Mereka merupakan anak-anak yang sudah terdaftar atau yang akan mendaftar sekolah.
Program Indonesia Pintar melalui KIP adalah pemberian bantuan tunai pendidikan kepada anak usia sekolah yang berasal dari keluarga kurang mampu, yang merupakan bagian dari penyempurnaan Program Bantuan Siswa Miskin (BSM).
Seperti di Desa Darmakradenan sebanyak 328 anak yang terdiri dari 166 anak SD, 119 anak SLTP, dan 43 anak mendapat Kartu Indonesia Pintar (KIP). Penyerahaan perdana di Desa Darmakradenan Kecamatan Ajibarang dilaksanakan melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Kabupaten Banyumas oleh bagian distribusi kartu, Senin (25/04).
Hal tersebut dikatakan koordinator Kartu Indonesia Pintar Kabupaten Banyumas Eko Purwanto. “Kartu tersebut telah diberikan dan untuk segera di bagikan mulai saat ini (senin- red) kepada masyarakat sesuai program pemerintah pusat.”
Selanjutnya, Eko Purwanto meminta kepada pihak Pemerintahan Desa Darmakradenan agar secepatnya bisa segera diselesaikan dan bisa didistribusikan melalui tingkat RT setempat, dengan melampirkan tanda terima baik sekolah SD, SLTP, dan SLTA. Juga data penerima manfaat kartu harus terpadu, sehingga betul-betul yang mendapatkan kartu adalah yang betul-betul memang harus mendapatkan.
Eko juga menjelaskan tentang pembagian kartu tersebut bagi yang sudah meninggal, sudah pindah alamat, dan juga sudah lulus sekolan serta menemui alamat yang tidak jelas untuk segera dikembalikan di Kantor Desa Darmakradenan pada selasa (3/5) mendatang. Dan bagi siswa yang sudah mendapatkan untuk segera melapor ke sekolah masing- masing.
Sementara pihak Pemerintahan Desa Darmakradenan melalui Staff Kasi Kesdaya Sukron Abidin dan staff Kasi Pembangunan Suyanto, saat ini masih memilah kartu sakti yang masih dibungkus amplop sesuai alamat RT/RW, dan akan membagikan sesuai petunjuk pembagian kartu. (miftahmad79@gmail.com).
Darmakradenan_ Jalan raya trans darat yang menghubungkan Kecamatan Ajibarang ke Kecamatan Gumelar terancam putus. Pasalnya longsoran tanah di tebing sungai tersebut mengalami kerusakan berat .
Pantauan PusInfoDarma, Minggu (24/04/2016) ruas jalan yang terdapat di Grumbul Cipecang RT 06 RW 08 Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas kerusakan berat di bahu jalan mengalami longsor sedalam kurang lebih 30 meter ke dasar sungai.
Saat ini kondisi jalan tetap normal, karena tebing yang longsor hanya berjarak kurang lebih satu meter dari pinggir jalan. Namun, kalau terus dilintasi kendaraan berbeban berat, maka tidak menutup kemungkinan badan jalan juga akan ikut masuk sungai. Kendati demikian sampai saat ini belum ada tanda-tanda peringatan agar pengendara waspada.
Kondisi ini membuat warga semakin khawatir. Jalur tersebut merupakan satu-satunya jalur utama yang dilalui oleh para pengguna jalan dari Ajibarang ke Gumelar dan sebaliknya. Mulyadi (37) warga setempat mengatakan, longsor itu sudah berlangsung dua pekan lalu dan hampir mengenai badan jalan, karena posisi sungai di bagian tebing tidak terpasang penahan atau bronjong.
Dikatakan bahwa, jika jalan tersebut tidak segera dikerjakan dalam waktu yang dekat, maka suatu saat bisa putus jalurnya. Mengingat hingga sampai dengan saat ini cuaca di wilayah masih belum normal.
Senada dengan Rasim (56), meminta agar tebing longsor itu segera ada penanganan dari dinas terkait sehingga tidak membahayakan pengguna jalan dan puluhan rumah warga. Selain itu diminta juga agar dipasang penahan atau bronjong di tepi sungai biar tidak terjadi longsoran tanah lagi.
“Kalau hujan pasti akan lebih parah lagi, untuk itu kami berharap agar pemerintah cepat tanggap. Kalau dibiarkan maka akan terjadi longsor susulan. Apalagi kalau hujan terus terjadi hingga beberapa hari, saya yakin badan jalan juga akan ikut longsor,” kata Rasim, Ketua RT setempat.
Banyumas_ Masjid Jami Baiturrahman Komplek Sawo Desa Darmakradenan Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas, Sabtu (16/04) kemarin diresmikan penggunaannya oleh Bupati Banyumas Ir. Achmad Husein, disaksikan warga masyarakat setempat dan pengurus Masjid Baiturrahman, Peresmian dilakukan dengan cara menggunting pita yang melintang dipintu Masjid dan penandatangan batu prasasti.
Turut Hadir dalam peresmian Masjid Jami Baiturrahman ini, Jajaran Muspika Ajibarang, Kepala Desa Darmakradenan, Ketua dan Sekretaris MWC NU Ajibarang, Wakil Rois Syuriah MWC NU Ajibarang, Pengurus NU Ranting Darmakradenan, Pengurus GP Ansor Ranting Darmakradenan, dan Pengurus Fatayat dan Muslimat Ranting, serta masyarakat sekitar.
Peresmian dikaitkan dengan peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan Pelantikan Pengurus Ranting NU Desa Darmakradenan, dengan menampilkan pembicara Drs KH Taefur Arafat MPdI selaku Wakil Katib Suriyah PC NU Banyumas. Menurut penyelenggara H Muhammad Ridwan, masjid Baiturrahman yang dibangun sejak Juni 2014 diharapkan mampu membawa hikmah dan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya.
Masjid yang dibangun dua lantai tersebut menelan dana Rp 1,2 Milyar. Dana tersebut berasal dari swadaya khususnya warga Darmakradenan mencapai Rp 450 juta, bantuan Kementrian Agama Kabupaten Banyumas 50 juta, dan para donator Rp 700 juta. “Dana tersebut terkumpul selama proses pembangunan yang memakan waktu hampir 2 tahun,” papar Muhammad Ridwan.
Bupati Banyumas Ir. Achmad Husein dalam kesempatan tersebut menyampaikan, pembangunan masjid yang sangat semarak di Desa Darmakradenan dan dengan diresmikannya masjid ini, keimanan para jamaah Masjid Baiturrahman semakin bertumbuh dan menjadi teladan ditengah masyarakat. Tak lupa juga, Bupati mengingatkan kepada seluruh jamaah agar terus menjaga kerukunan beragama yang sudah terbina dengan baik selama ini.
Bupati juga menyampaikan, rasa takdim, hormat dan terima kasih kepada para ulama yang telah banyak membantu dalam membina masyarakat.”Saya berharap kepada muspika dan jajarannya bersama sama para ulama dan para kyai lebih bisa menjadi penyejuk publik, kemudi perilaku masyarakat. jika para ulama dan kyai sudah tidak mampu menjadi lentera, maka siapa lagi yang bisa diharapkan untuk menerangi jalan masa depan”. Pungkasnya.
Selepas peresmian masjid, sambutan dan penandatanganan prasasti oleh Bupati Banyumas yang bertempat di halaman Masjid Jami Baiturrahman para undangan dan jamaah mengikuti peringatan Isra Mi’raj dengan khidmat yang diisi oleh Drs KH Taefur Arafat MPdI.
Berbicara masalah Isro Miroj, Kyai Taefur mengingatkan untuk menempatkan posisi keimanan dalam menterjemahkan mukjizat dari Allah SWT, tidak dengan akal pikiran belaka. Ada tiga perkara yang disikapi dengan pendalaman hati yakni Mukjizat para Nabi, Karomah para Wali dan Maunah dari orang biasa. “Isro Miroj itu perkara yang harus didalami dengan hati, bukan akal belaka,” tandasnya.
DARMAKRADENAN_ Berbagai kegiatan yang bernuansa keagamaan senantiasa dan terus dilaksanakan oleh masyarakat, tak terkecuali oleh Pengurus Fatayat Ranting Desa Darmakradenan Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas.
Hingga saat ini disetiap gerumbul desa tersebut sudah tersentuh. Pengajian rutin setiap Ahad kliwon ini diisi oleh pengurus ranting Fatayat dan Muslimat secara bergantian.
Bertempat di Masjid Nurul Hidayah Gerumbul Pegawulan Wetan Desa Darmakradenan, pada Ahad (10/04) pagi tadi dengan dihadiri 80 jama’ah berlangsung khidmat. Pada acara tersebut dikemas dengan pembukaan, istighosah, sambutan sambutan, bacaan shalawat, mauidhoh khasanah dan doa.
Ketua Fatayat Ranting Desa Darmakradenan Ida Yuliati, S.Pd. dalam sambutannya menekankan agar pelaksanaan pengajian rutin yang diselenggarakan tersebut akan menjadi suatu benteng untuk warga Desa Darmakradenan agar senantiasa menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
“Kita juga harus menjaga ukhuwah islamiyah serta menumbuhkan perasaan kasih sayang, persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling percaya terhadap saudara seakidah”, pungkasnya.
Selain kegiatan pengajian rutin, dia berharap pengurus untuk ikut serta mensukseskan dalam kegiatan kegiatan yang diselenggarakan oleh PAC maupun di PC. Kabupaten Banyumas. Dalam kegiatan tersebut, juga diberikan siraman rohani oleh Ustadz Hasan Zawawi Yusuf, yang berisi tentang keistimewaan bulan rajab dan keutamaan puasa rajab. (Miftah Ahmad*)
Rumah milik Turmudi (58) sedang diperbaiki warga usai tertimpa pohon, Minggu (6/3) kemarin.
DARMAKRADENAN.DESA.ID- Angin kencang dan tanah longsor masih mengancam di sejumlah wilayah rawan bencana di Banyumas bagian barat. Minggu (6/3) sore, satu rumah warga di Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang rusak setelah tertimpa pohon tumbang karena hempasan angin kencang.
Sobari (56) warga setempat mengatakan, rumah yang rusak akibat pohon tumbang itu milik Turmudi (58) di RT 3 RW 8. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa yang terjadi sekitar pukul 14.30 tersebut.
Namun kerugian sekitar Rp 10 juta harus ditanggung pemilik rumah. Sesuai keterangan pemilik rumah, saat pohon tumbang, Turmudi sedang beristirahat di kamar. Sementara anaknya Siti Faozah (36) sedang menyeterika baju dan Haikal Septianto (11) cucunya sedang menonton televisi di ruang tengah.
Mereka kaget setelah tiba tiba mendengar bunyi keras di atas rumah yang ternyata pohon albasia sepanjang 22 meter dan diameter 40 sentimeter menimpa bagian atap. Padahal puing atap bangunan berupa campuran semen dan pasir yang sudah mengeras hampir mengenai salah satu penghuni. Akibat kepanikan mereka langsung keluar dan menyelamatkan diri.
“Saya kaget saat terdengar bunyi yang sangat keras dan serpihan batu hampir mengenai saya, lalu saya langsung keluar dan minta tolong”, tutur Faozah panik.
Tetangga yang ikut kaget langsung keluar dan mendapati pohon albasia yang cukup besar telah melintang dan menimpa atap rumah. Beruntung sang pemilik pohon akan bertanggung jawab terhadap kerugian yang dialami korban. Selain bagian atap jaringan listrik juga ikut rusak.
Melihat kejadian tersebut pemilik pohon dan sejumlah warga bergotong royong membersihkan batang dan ranting pohon, sekaligus melaporkan ke pihak PLN, karena listrik dua rumah disekitarnya padam. Pantauan di lapangan pohon yang berukuran besar tersebut masih dipotong kecil-kecil oleh sejumlah warga, dan pihak PLN Ajibarang langsung memperbaiki kabel yang terlepas.
DARMAKRADENAN_ Sejak beberapa pekan belakangan ini, air Sungai Tajum yang masih digunakan masyarakat guna kebutuhan mandi cuci dan kakus, berwarna keruh dan tak layak digunakan.
Kuat dugaan, keruhnya air sungai ini dampak aktivitas penambang emas di hulu sungai baik di Grumbul Larangan maupun Wilayah Gancang sendiri.
“Biasanya kalau banjir sudah surut dan ketinggian permukaan air sungai normal, warna air sungai Tajum pasti bersih dan tidak keruh, namun sekarang warnanya tak ubah seperti teh susu,” kata Syarif Hidayat (46) ketua RT 03 RW 06 Grumbul Kesal, Senin (25/1).
Dikatakan, karena mereka penduduk asli yang turun- temurun berdomisili di pinggir Sungai Tajum tahu persis perubahan yang terjadi, karena mereka dan masyarakat sepanjang Daerah Aliran Sungai Tajum sampai saat ini masih menggunakan air sungai buat kebutuhan MCK. Dikisahkan, beberapa bulan lalu, air Sungai Tajum saat normal sangat bening, bahkan permukaan sungai pun terlihat jelas.
Namun, sekarang warna air sungai keruh, seandainya ada sumber air alternatif, mungkin masyarakat tak akan menggunakan air sungai buat kebutuhan sehari-hari. “Mau tak mau, kami masih menggunakan air sungai untuk MCK, meski kami tak tau pasti apa yang menyebabkan keruhnya air sungai dan apa-apa saja kandungan berbahaya dalam air sungai yang kami gunakan ini,” ujarnya.
Keluhan serupa juga disampaikan warga lainnya, Sugeng (47) penghobi mancing ikan . Diungkapkan, sangat jauh perbedaan sungai jika dibandingkan beberapa bulan lalu, tak hanya perubahan warna air semakin keruh, tapi sungai tajum tepatnya di KDI (Kedung Iyom) tidak bisa lagi dijadikan sumber penghasilan, sebab populasi ikan jauh berkurang, bahkan ikan melem dan munjaer yang selama ini menjadi ikon sungai tajum jarang tertangkap nelayan.
“Ketika menjelang dan beberapa hari kemaren, warna air sempat bersih, namun sejak sepekan belakangan air sungai kembali keruh dan susah untuk mendapatkan ikan,” keluhnya.
Sedangkan pantauan di lapangan, warna air Sungai Tajum di wilayah Grumbul KDI, Kesal, Darma Wetan Kali, dan Kali Beber hingga ke perbatasan Desa Darmakradenan sangat keruh. Hal ini membuktikan jika aktivitas penambang emas tersebut memang berada di daerah hulu Sungai Tajum. (Miip*).
Darmakradenan– Sejumlah Grumbul di Desa Darmakradenan yang rawan longsor pada musim penghujan hingga kini terpantau masih aman. Seperti di Grumbul Cigebang, sejumlah wilayah RT yang masuk kategori rawan longsor tampak normal.
“Di wilayah RT 2 RW 5 pembangunan Talud Jalan bantuan keuangan Pemprov Jateng tahun 2014 masih cukup kokoh, sehingga rumah di bawah maupun di atas tebing aman,” kata Suyono, mantan kadus II Desa Darmakradenan, Sabtu (22/1).
Demikian halnya talud jalan sepanjang 10 meter di jalan kabupaten Ajibarang- Gumelar yang ambrol hingga seperempat bagian kini telah selesai diperbaiki. Dana perbaikan yang bersumber dari Pemkab Banyumas berhasil mencegah jalan ini terputus.
Sementara jalan di Grumbul Sidoharjo RT 04 RW 09 yang sempat putus dan mengisolasi ratusan warga pada musim penghujan tahun 2014 ini telah diperbaiki dari dana bantuan Pemkab Banyumas. “Ya warga tak perlu membuat jalan alternatif, karena jalan aspal yang baru digarap sudah kokoh dan diperlebar,” kata Sartono, ketua RT setempat.
Sedangkan pembangunan talud Sungai Tajum di Grumbul Kalibeber RT 04 RW 10, pengerjaan berlangsung selama 20 hari saat memasuki musim penghujan, pembangunan talud tersebut telah selesai. Dana pembangunan talud bersumber dari APBD tahun 2015 senilai Rp 50 juta.
Di Grumbul Pegawulan Kulon, wilayah yang termasuk rawan longsor ini juga terpantau aman. “Alhamdulillah sejauh ini belum ada longsor susulan. Kemarin ada tapi hanya bagian belakang rumah warga, dan tidak memakan korban. Untuk tahun 2017 kami sudah mengusulkan melalui musrenbang APBD Provinsi, mudah- mudahan terealisasi, yang diperuntukkan bagi pembangunan infrastruktur talud, sehingga sejumlah titik tebing rawan longsor di talud kedepannya jadi aman,” ujar Kepala Dusun I Julehah.
Darmakradenan_PusInfoDarma; Guna mengoptimalkan dan tepat sasaran penggunaan dana desa, Desa Darmakradenan Kecamatan Ajibarang mengadakan musyawarah rencana pembangunan desa (Musrenbangdes) yang digelar di aula balai desa, Rabu (20/1).
Acara dihadiri oleh perwakilan dari Kecamatan Ajibarang, Kepala Desa Darmakradenan, Aparat Desa dan anggota BPD dari masing- masing dusun, ketua RT/RW, tokoh masyarakat, karang taruna, bidan desa, serta kader posyandu.
“Musrenbang desa biasa dilaksanakan pada Januari tiap tahunnya, dengan mengacu pada rencana pembangunan jangka menengah desa. Setiap desa diamanatkan untuk menyusun dokumen rencana 5 tahunan yaitu RPJM Desa dan dokumen rencana tahunan yaitu RKP Desa,” kata Kepala Desa Darmakradenan H. Harjono Fauzan, pada awal rapatnya.
Menurutnya, musrenbang desa adalah forum musyawarah tahunan para pemangku kepentingan ditingkat desa untuk menyepakati Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP) tahun anggaran yang direncanakan.
Hjh. Eni Yuliati, S.Sos. Kepala Seksi Pembangunan (Kasibang) Kecamatan Ajibarang dalam sambutanya dan pengarahannya mengatakan, untuk tahun 2016 kegiatan yang di usulkan harus bentuknya fisik dan non fisik.
“Usulan dana desa ini harus di prioritaskan bukan hanya di fisiknya saja seperti pembuatan jalan desa saluran air dan bangunan lainnya, namun juga di non fisiknya seperti di sektor pendidikan, kesehatan, kegiatan keagamaan, UMKM desa dan lain-lain,” tambahnya.
Dia juga menjelaskan, Hasil Musrenbangdesa Tahun 2016 (Penyusunan RKP-Desa 2017) ini juga harus di masukan dalam website Pemerintah Propinsi Jawa Tengah (emusrenbang.sippd-jatengprov.info). Nantinya juga ada e-planingnya.
Di acara tersebut perwakilan dari tiap dusun merumuskan usulan-usulan yang akan masuk untuk kegiatan dari dana desa sesuai kebutuhan masing-masing. Hasil dari usulan pembangunan untuk tahun 2017 telah disepakati yaitu bidang sarana dan prasarana untuk pembangunan jembatan gantung RW 06, Jalan Usaha Pertanian RW 05, Pembangunan TK Pertiwi 1 & 2, Talud Pemukiman RW 01, Talud Sungai Pecang RW 01, Jembatan menuju lapangan RW 03, Jalan Tembus ke Desa Tipar Kidul, pengadaan Tanah Kas Desa (TKD) dan jalan tembus ke Desa Karangkemojing. Sementara pada bidang ekonomi terangkum untuk pembibitan kambing, dan pada bidang sosial budaya untuk pemugaran RTLH, dan pengadaan alat musik gamelan.
Ilyas Yusup (56) selaku wakil ketua BPD Desa Darmakradenan mengatakan skala prioritas yang sudah diajukan itu agar benar-benar terealisai sesuai aturan yang ada. “Kita senang dengan program pemerintah yakni dana desa untuk kemajuan di desa ini, namun saya sangat beharap kalau pelaksanaan dari program pemerintah kita harap bisa dikerjakan sesuai aturan atau rambu rambu yang ada,” tukasnya.
Dengan wilayah yang terbagi dalam 66 RT dan 10 RW tersebut, makna musrenbang akan mampu membangun kesepahaman tentang kepentingan dan kemajuan desa, dengan cara memotret potensi dan sumber-sumber pembangunan yang tidak tersedia baik dari dalam maupun luar desa. (miftahmad79@gmail.com*)
DARMAKRADENAN_ Akibat dari musim hujan yang datang beberapa bulan lalu para perajin gula kelapa di Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, mengalami penurunan produksi.
Produksi gula kelapa di tingkat petani hanya mampu menghasilkan 4 sampai 5 kg/hari, padahal sebelumnya mencapai 9 sampai 10 kg/hari, sementara harga rata-rata mencapai Rp 14.000/kg dari hasil produksi yang mereka jual ke pengepul di Pasar Ajibarang.
Sejumlah petani gula kelapa Grumbul Cigebang, Desa Darmakradenan menuturkan, Jika nira (manggar)nya di sadap keluarnya cuma sedikit apalagi di musim sekarang air nira yang keluar bercampur dengan air hujan jika diproduksi menjadi gula, warnanya menjadi putih. “Air nira kelapa yang sudah dimasak menjadi gula juga susah dicetak karena lembek,” tutur Rasidin (39), warga RT 01 RW 05, Selasa (19/1) siang.
Pendapatan yang diperoleh Rasidin tidak satu minggu penuh, karena umumnya petani gula kelapa menggunakan sistem bagi hasil dengan pemilik pohon. “Pendapatan hasil produksi gula sekarang sangat sedikit karena kesusahan dan takut memanjat pohon kelapa yang licin saat terkena air hujan,” imbuh dia.
Petani gula kelapa lainnya, Burhan (38) menambahkan, penurunan pengahasilan ini cukup mengancam roda ekonomi warga, karena penghasilan warga hanya dari penjualan gula kelapa. “Nasib petani sekarang sedang kurang baik, karena penghasilan yang diperoleh pas-pasan untuk mencukupi kebutuhan keluarga,” terangnya.
“Pada musim penghujan pembuat gula kelapa juga kesulitan mendapatkan kayu bakar kering untuk memasak nira tersebut,” lanjutnya menjelaskan alasan lainnya. Di desa yang dikenal sebagai sentra penghasil gula kelapa di Desa Darmakradenan ini terdapat sekitar 60 penderes. (miip).